Header Ads

Header ADS

Apa itu YADNYA - Kenapa BerYADNYA?

BANDAR LAMPUNG – Jum’at (26/7) bertempat di Pura Bhuana Shanti, Labuhan Dalam, Kota Bandar Lampung, krama Banjar Bhuana Shanti dan umat Hindu lainnya melaksanakan persembahyangan Nawa Ratri yang ke-2. Dalam persembahyangan kali ini, umat sedharma mendapatkan siraman rohani dari I Gede Eka Setiasa, Wakil Ketua I Bidang Pendidikan dan Sosial. Ia mengambil topik tentang Yadnya.



Menurut I Gede Eka Setiasa, yadnya itu adalah persembahan atau korban suci yang dilakukan secara tulus dan ikhlas. Ia menyebutkan bentuk-bentuk yadnya itu sangat banyak, contohnya berdana punia, melakukan persembahyangan tri sandya, melakukan banten saiban atau yadnya sesa, melakukan perbuatan yang baik, berdoa sebelum melakukan aktivitas dan masih banyak yang lainnya.



Ia juga menjelaskan bahwa yadnya itu di bagi menjadi dua yaitu yadnya nitya dan yadnya naimitika. “Nitya” inilah yang kita lakukan setiap hari sedangkan “Naimitika” kita laksanakan pada hari-hari tertentu contohnya kita melakukan yadnya pada saat galungan, kuningan, saraswati, nyepi. Kalau yang nitya ini salah satunya adalah tri sandya. “Melakukan banten saiban atau yadnya sesa juga termasuk dalam yadnya yang bersifat Nitya ini,” ujarnya. 
Pelaksanaan banten saiban atau yadnya sesa diatur dalam Kitab Suci Bhagavad Gita, III : 13, yang berbunyi :
“Yajna-sistasinah santo
mucyante sarva-kilbisaihbhunjate te tv agham papa
ye pacanty atma-karanat”
Artinya:
Ia yang memakan sisa yadnya akan terlepas dari segala dosa. Tetapi ia yang memasak makanan hanya bagi diri sendiri, sesungguhnya (ia) makan dosa.

“Oleh karena itu, saya ingin mengajak kepada umat sedharma, jangan menyepelekan banten saiban atau yadnya sesa ini,” tegasnya lagi. “Kita bisa didik anak-anak kita untuk melakukan yadnya seperti ini. Kita berdoa sebelum makan, kita bisa haturkan apa yang kita makan kepada Beliau, Sang Maha Pencipta terlebih dahulu,” ujarnya.

Jika kita melakukan yadnya seperti ini setiap hari secara kontinu maka kehidupan ini akan indah. Untuk itu, mari kita melakukan yadnya, kita persembahkan apa yang kita miliki, apakah itu kita mempersembahkan ilmu pengetahuan, mempersembahkan tenaga, uang, pemikiran atau apapun – sepanjang dilandasi oleh dharma maka sesungguhnya kita sudah melaksanakan yadnya itu sendiri.

Nah, ayo kita beryadnya. Caranya mulai dari hal-hal yang terkecil saja dulu, yang paling mudah, yang paling sederhana. Melakukan persembahyangan tri sandya misalnya, atau dengan cara yang lain? Silakan diatur sendiri 

No comments

Powered by Blogger.