Header Ads

Header ADS

Sejarah Singkat Banjar dan Pura Bhuana Shanti Bandar Lampung

Berawal dari rasa kerinduan dan kebersamaan sesama perantau asal Pulau Bali khususnya yang beragama Hindu yang bermukim di Kota Bandar Lampung maka mulai tahun 1980 secara rutin diadakan pertemuan dalam bentuk arisan untuk mengikat kehadiran dan jumlah anggota.

Pertemuan dilaksanakan secara bergilir dari rumah ke rumah anggota yang kemudian disebut Arisan Suka Duka. Arisan Suka Duka dimaksudkan agar para anggota dapat saling tolong menolong, bantu membantu dalam keadaan suka (senang) maupun duka (sedih).



Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah warga umat Hindu asal Pulau Bali yang bermukim di Kota Bandar Lampung maka aktivitas pertemuan suka duka mulai dikelompokan berdasarkan kewilayahan yang disebut dengan nama Banjar.

Istilah Banjar sendiri berasal dari pulau Bali. Banjar adalah organisasi kemasyarakatan dilingkungan terkecil yang ada di Bali, yang merupakan kumpulan dari individu-individu yang membentuk organisasi yang bersifat sosial keagamaan dan sosial kemasyarakatan. Anggota Banjar diikat oleh aturan (awig-awig) banjar yang memuat tentang tata krama, hukum adat, hak, kewajiban, apa yang boleh dan apa yang dilarang, termasuk sanksi yang akan diberikan kepada anggotanya.

Pada mulanya di Kota Bandar Lampung terdapat tiga banjar yaitu

  1. Banjar Satria mencakup Wilayah Panjang, Teluk Betung dan Garuntang, 
  2. Banjar Way Halim mencakup wilayah Way Halim, Kedaton Rajabasa, 
  3. Banjar Tengah mencakup wilayah Tanjung Karang Pusat, Kemiling, Pahoman, dan Sukabumi. 
  4. Seiring perkembangan masyarakat sehingga terbentuklah satu banjar lagi yaitu Banjar Satya Dharma yang meliputi wilayah Sukabumi dan sekitarnya.


Pada tahun 1981, warga yang tergabung dalam Banjar Way Halim sepakat untuk memiliki tempat pertemuan yang tetap serta untuk menjadi tempat belajar / pembinaan keagamaan dan seni budaya bagi warganya.

Pada tahun 1999 Bapak Guru I Ketut Narya (alm) menghibahkan sebidang tanah dengan luas 800 m2 untuk dijadikan tempat pertemuan bagi Banjar Way Halim. Secara formal, surat hibah ditandatangani oleh putra beliau yang bernama Bapak Ir. I Ketut Pasek, MBA dan Ketua Banjar Way Halim Bapak I Made Sumandia dalam Akta Hibah Tanah Nomor : 519/HIBAH/KONI/2001 tanggal 18 Oktober 2001.

Pada tahun 2001, Banjar Way Halim mulai membentuk Panitia Pembangunan Balai Banjar dengan sumber pembiayaan dari anggota, donatur dan simpatisan. Peletakan batu pertama pembangunan Balai Banjar dilakukan oleh Bapak Guru I Ketut Narya pada pada tanggal 5 Juni 2001.

Pada tahun 2009 melalui rapat anggota banjar disepakati pergantian nama Banjar Way Halim menjadi Banjar Bhuana Shanti, seiring dengan selesainya pembangunan Pura Bhuana Shanti yang berlokasi di areal balai banjar. Hingga saat ini Pura Bhuana Shanti dan Balai Banjar menjadi satu kesatuan yang dapat disebut Balai Banjar Bhuana Shanti atau Pura Bhuana Shanti.

Hingga kini jumlah banjar di Wilayah Kota Bandar Lampung ada empat namun tetap dalam satu kesatuan yaitu Suka Duka Kota Bandar Lampung. Keempat Banjar tersebut yaitu Banjar Satria, Banjar Bhuana Shanti, Banjar Tengah dan Banjar Satya Dharma. Saat ini jumlah anggota Banjar Bhuana Shanti ada sekitar 873 jiwa dengan 244 Kepala Keluarga dan secara administratif dibagi dalam 5 wilayah atau juru arah yang meliputi:

  1. Labuhan Dalam Atas, 
  2. Labuhan Dalam Bawah, 
  3. Sukarame, Way Halim, Way Kandis, 
  4. Labuhan Ratu, 
  5. Bataranila.

Nah, bagi Anda umat Hindu yang berada di Kota Bandar Lampung dan berada di sekitar wilayah sebagaimana tersebut di atas dan ingin bergabung menjadi anggota Banjar Bhuana Shanti silakan dapat menghubungi Bapak I Wayan Aryudi, ST, MT, Sekretaris Banjar Bhuana Shanti, di nomor telpon 0853-8301-9777. Ayo, majulah bersama kami, Banjar Bhuana Shanti.

@Humas Banjar Bhuana Shanti

No comments

Powered by Blogger.